15 jam waktu perjuangan mengahadirkan
sang penerus estafet da’wah ini, hingga ahirnya amanah ini pun resmi di emban
olehku dari sekian lama kumenanti ahirnya hadirlah hari ini. Hal ini bukan
sesuatu yang mudah karena seperti kendatinya melahirkan sosok penerus yang
benar-benar kuat dengan haruslah sekuat tenaga pula. Rasanya seluruh kemampuan
dan tenaga terkuatku ku kerahkan disana habis-habisan untukmu nak mujahid
kesayang ummi dan ummat ini.
Hasbunallah
wa nikmal wakil, Nikmal maula wa Nikman Nasir hanya
itu yang terucap disela-sela rasa sakit yang teramat, pikirku malaikat izrail
yang mencabut nyawa manusia pasti akan terasa lebih amat sakit daripada ini
ataukah ini hari terakhirku..
Ku berserah padaMu ya Allah
hidup dan matiku yang sedang kurasakan saat ini. Kubersihkan semua pikiran
negative dan kumaaf kan semua yang bersalah semoga mereka juga memberi
keikhlasanya memaafkanku pula maka ampunilah aku..
Seketika aku teringat dengan
sosok ayah dan ibu, bahkan dengan suamiku tercinta walau sebelumnya aku sempat
memohon doa dan ridha mereka memaafkanku tapi rasanya ingin semua orang yang
kukenal kusampaikan permohonan maaf tapi mungkin tak ada waktu lagi aku
sekarang terbaring lemah dengan memohon keredhaan Allah
tenyumna manah?..tenyumna mana? |
Dan Subhanaa Allah ahirnya sayup
aku mendengar juga suaranya yang membahana diruangan itu, suara mungil itu, ya
Rabbi itukah suara anaku, anak yang ku kandung dan kuarungi hidup selama 9
bulan bersamanya? Dia sudah hadir ya Allah..benarkah amanah ini kau berikan
padaku ?
Alhamdulillah
wa syukurillah laa haulaa wa laa kuwwata illa billah. Setelah rasa lega nan
gembira kurasa sungguh rasanya tiada terkira seperti memenagkan harta rampasan
perang setelah mengalami peperangan panjang. Setelah itu sayup kudengar
suara-suara orang yang mengelilingiku hingga ahirnya tak kudengar lagi
suara-suara itu lalu mataku sayup dan tertutup.
Ya Allah benarkah ini hari ahirku,
hingga ku tak sempat menatap anaku?
Astagfirullah..
Allahu Rabbi benarkah ini dihadapanku, senyum itu ya Allah benarkah aku sudah
tiada ? oh Allah bagaimana dengan bang abduh dan anaku yang masih hitungan menit
dia lahir. Tapi walau bagaimanapun sebuah kematian tak akan pernah
mempertimbangkan hal itu pikirku,
Aku
hanya bisa senyum, melihat sosoknya dihadapanku, senyumku kelu dan hanya bisa mengalirkan
airmata, entah aku tak bisa bohongi perasaanku aku sangat rindu Khalid dan
abinya :(
Tapi
dihadapanku ini adalah sosok bang zaid yang selalu kurindu dan selalu kusebut
disetiap doaku bersamanya.
“mii..ummi..”
serunya
padaku aku makin sesegukan dibuatnya,Allah aku merasa betul deraian airmataku membanjiri
pipiku saat itu,aku pun lirih berkata
”bang,apakah aku sudah tiada?”
dia
senyum dan menatapku dalam lalu memeluku
“aku rindu padamu bang,sangat
rindu ,rindu yang teramat dalam tapi aku juga rindu dengan bang abduh dan
khalid:’(“
Tiba-tiba
ada rasa hangat menyentuhku,ya tepatnya diatas tubuhku..aku coba membuka mata
Allahu
Akbar wa Lillah ilham
khaliiiiiiiid :'(....... Khalid anaku .........Khalid anak ummi..
khaliiiiiiiid :'(....... Khalid anaku .........Khalid anak ummi..
Dia
diatas dadaku, dia membangunkanku..dia belajar mencari ASI sendiri dikala
umminya tak sadar diri,terasa tangan mungil itu meraba mukaku..Allahu rabbi air
mataku mengalir tanpa suara.. Gengaman erat suamiku kini mulai terasa sakit
menandakan bahwa kini aku sudah bangun dipanjangnya tidurku.
“mi..ummi.Alhamdulillah..Alhamdulillah
ya Allah .”
si ust.Abduh junior |
panggilnya
serak dengan suara yang tertahan,tak begitu jelas ku melihatnya bak seperti
orang yang baru bangun dari tidur tak begitu sempurna sadar tapi aku merasakan
pelukan yang penuh cinta darinya, dia menciumku keningku lama dan aku merasa
ada yang keluar dan membasahi pipiku..Aku tahu dia menungguku.
“maaf ya bii aku membuatmu
menunggu”
Tak
banyak kata yang terucap aku tahu kini kebahagianmu sempurna sayang.
Tapi
aku masih teringat mimpiku yang sekejab tadi,pelukan orang yang kurindu itu
sama seperti yang kurasa sekarang. aku baru sadar yang memanggilku dengan
sebutan ummi tadi bukanlah bang zaid melainkan bang abduh yang mencoba terus
membangunkanku, karena aku terlalu merindukanya jadi terbawa mimpi bersamanya.
“khaliid maafkan ummi ya nak
selama ini kau meminum ASI tidak melalui ummi langsung, maaf ya sayang kau
harus menunggu selama 2 hari untuk mendapatkan belaian tangan ummi langsung. Aku
mencintaimu nak,aku mencintaimu sayang. Ummi sayang padamu dan abimu nak,
sangat sayang”
Wahai Allah
Aku seorang ibu..
mahkluk ciptaan yang berbeda
dari makhluk lainya
Dengan Buaian Cinta kami
tentramkan dunia
Ditangan kanan kami mampu
mengayun buaian anak kami
Dan di tangan kiri kami mampu
menguncang dunia
Engkau jadikan kami sebagai
malaikat dunia penentram hati belahan jiwa
Engkau titipkan amanah ini
dengan benih yang ditanam dirahim kami maka,
jadikanlah kehidupan kami semakin
sempurna dengan keshalihan anak-anak kami
dengan menjadikan mereka
generasi yang kuat bukan generasi yang tak punya jati diri
Generasi Pengganti bukan
Generasi yang di Ganti
Maha BesarMu ya Allah..
Karena Kami seorang IBU..
3 komentar:
khalidna amaah :(
iya mah ^_^
Alhamdulillah,, Telah sempurnah sudah jawaban semua doaku,, melihat kebahagiaan mu saat ini sudah cukup membuat ku sangat bahagia...
Semoga ALlah selalu menjaga kalian dari bentuk kesulitan apapun...
Salam cinta ku untuk kalian...
Posting Komentar